Wednesday, 10 September 2008

Rabu, Tengah Malam, 10 September 2008


Alunan musik lama dari Mr Big menemani perjalanan pulangku. Hatiku... remuk redam. Aku marah, sedih dan frustasi. Logika dan hatiku tak sejalan lagi. Aku tak tahu, apalagi yang bisa kupikirkan. Saat ini, mungkin kuhanya bisa bertahan dalam kewarasan.

"It's late at night and neither one of us is sleeping
I can't imagine living my life after you're gone
Wondering why so many questions have no answers
I keep on searching for the reason why we went wrong.."


Melintasi tol pulang kerumah, aku merasa menjadi pria yang paling menyedihkan. Aku benci pada diriku sendiri. Benci pada keterbatasanku. Benci pada semua yang aku tak mampu.

Namun ...
Aku hanyalah manusia biasa.
Manusia biasa yang tidak bisa lari dari skenario takdir. Manusia biasa yang tak bisa lari dari putaran waktu. Pria kecil dengan segudang tanggung jawab dan beban amanah.

Aku.. terikat dengan semua itu.
Mengapa kita tidak bertemu sejak awal ? Mengapa Gusti Alloh mempertemukanku, dengan seorang yang kuidam-idamkan, setelah aku berkeluarga ? Bahkan beberapa minggu sebelum istriku dinyatakan positif hamil ? Apa arti pertemuan kami ? Mengapa kami dipertemukan ?
Aku.. tak tahu.
Aku.. tak tahu Ya Alloh, apa hikmah dibalik skenario besarMU kali ini.
Siang itu setelah pembicaraan kami, aku hanya bisa bersimpuh di hadapanMU. Menangis, mengiba, memohon ampun, sepuasnya, padaMU.
Maha Suci Engkau, Ya Alloh. Maha Suci Engkau, Sang Sutradara Besar.

***

"Where is our yesterday
You and I could use it right now
But if this is goodbye.."

Pembicaraan tadi siang adalah sebuah pembicaraan indah dengan wanita yang terindah, namun juga menjadi pembicaraan yang menyedihkan. Seandainya aku bisa memutar waktu, untuk tidak berbicara mengenai hal tersebut dengannya. Pembicaraan yang ..

Aisha, kau adalah wanita yang kucari selama ini. Dan aku sangat menyayangimu.

"Just take my heart when you go
I don't have the need for it anymore
I'll always love you, but you're too hard to hold
Just take my heart when you go.."


***

"I'd give my everything
If only I could turn you around
But if this is goodbye"

Aisha,
aku tahu
Hatimu begitu tulus
Begitu menawan
Walau onak dan duri kehidupan telah begitu kejam menderamu.
Namun, kau tetap suci dan tulus.
Kau tundukkan semua cobaann itu dengan ikhlas.

Dan aku temukan telaga kebeningan itu didirimu. Sebuah oase dengan air bening yang menyejukkan, dimana jiwa dan hatiku merasa nyaman dan damai. Dimana ragaku menemukan ritme detakannya yang hilang. Dimana logikaku bisa berlarian dengan riang bersama logika yang kau bawa. Dan menari. Dan berdansa diantara jalinan kata-kata novelmu.

Didirimu pula kutemukan ketegaran lembut seorang wanita.

Saat itu, aku hanya bisa ternganga kagum.
Aisha, mengapa kita tidak dipertemukan sejak awal ? Dimana belum ada ikatan tanggungjawab yang membelitku ?

"Just take my heart when you go
I don't have the need for it anymore
I'll always love you but you're too hard to hold
Just take my heart when you go.."


Aisha, aku tahu, kau jauh lebih terluka lagi..
Maafkan,
maafkan aku sayang.
"Just take my heart when you go..", Aisha.
***
"I would do anything for you
Anything for you
If I only had you by my side
I would do anything for you
Anything for you
If you wave goodbye
I'll be waiting for you.."


- Kemal -

0 comments: