Saturday 4 October 2008

Kidung Cinta

Kemal, aku menulis kidung cinta ini untukmu…
Dengarkah kau pada sebuah simfoni nya…
Lirih memang Kemal…
Sayangku, kamu masih sayangku…
Apa kabarmu pagi ini…
Adakah mentari tadi merangkul untuk memberimu kehangatan?
Adakah udara pagi yang samar sejuk membasuh mukamu…
Adakah wangi embun yang menitik di sela rerumputan membasahi kakimu...dan meninggalkan aromanya disana
Adakah secangkir kopi kosong dimana bibirmu masih membekas basah di sana, tertinggal di meja,
Kemal, aku menulis kidung cinta ini, seakan aku berada di sana…bersamamu menghabiskan hari,
Mengikutimu seperti halimun yang penasaran…halimun yang kesepian…
Kemal, apakah aku hanya tampak indah di matamu…
Sedangkan aku tak terlihat di mata orang lain…
Ataukah aku yang berhenti terpesona terhadap orang lain,…
Kemal, mungkin sekarang aku telah buta…mungkin perasaanku telah tuli, bahkan hatiku telah bisu…
Aku tak dapat merasainya Kemal…
Hanya denganmu saja…terukir dalam apa itu Cinta…
Kemal, aku sakit…merana…di suatu ruang sepi
Namun aku akan selalu menulis kidung cinta ini hanya untuk melafalkan sebuah asa,

Kemal, aku merindukanmu…membelai hangat pipimu, menyentuh lembut ujung bibirmu, membisikkan kata cinta yang lembut di telingamu…Kemal…


-Aisha-

Friday 3 October 2008

Friday, October the third

Diam-diam aku menulis lagi...
Menorehkan sebuah asa untuk kau dapat membacanya...
Malam ini aku telah menangis untukmu...
Untuk mu dan untuk sebuah kenangan,yang bahkan tak pernah bisa sekali pun kukecap kebahagiaannya...
Aku tak pernah bisa tahu apa yang kau rasa sekarang...
Tak pernah bisa ku ukur dari sisi hati mana engkau sudah merasakan bahagia selepas ku pergi...
Hatiku hampa Kemal...
Sumpah, aku merindukanmu...ah air mata ini menitik lagi...membasahi sudut keyboard laptopku...
Chat denganmu barusan...ternyata hanya menambah kesedihanku...
Mendapatimu bersikap beda...memang kenyataan yang harus aku terima...
Aku tahu, kamu berusaha memperbaiki diri...
Aku hanya bisa mengamatimu...jauh, dari sudut pandang sisi hatiku...sumpah mati menahan rasa ingin mendekatimu...ingin menyapamu...
Bahkan sekedar berbagi cerita ringan aku tak mampu lagi...
Setiap ada kesempatan denganmu, semua cerita seakan menguap entah kemana...
Tertutupi oleh rasa kangenku yang sangat membumbung kepadamu...
Aku hanya diam, menahan kelu di hati yang langsung berdebar...dan mentah dengan kehilangan kata per kata,
Hatiku belum berubah Kemal...secuil pun belum...setitik pun tak mampu...
Namun sekarang kau hanyalah bayangan,....yang menjauh bila kudekati...

Apakah kau bahagia Kemal?
Bagilah sedikit untukku...


-Aisha-