Monday 6 October 2008

Dan di malam ini, berakhirlah sudah asa itu

aisha: :(
aisha: emangnya aku ngapain kamu si...
aisha: aku juga ga ndatangin kamu mas
kemal: iya.. thx atas kebaikanmu
aisha: hm
aisha: aku ga nyangka tapi...
aisha: kamu tega nyuekin aku sampai seperti itu mas
kemal: krn aku takut
aisha: takit apa? jelasin
aisha: *takut
aisha: /me dengerin..akan selalu dengerin kamu
kemal: kau sudah tahu jawabnya
aisha: kali ini ga, demi Allah
aisha: aku ga tau
aisha: apa yg kamu takutkan
kemal: takut kalo hatiku kembali jatuh hati padamu kembali
aisha: kamu tau...
aisha: aku sangat menderita...
aisha: tolong jgn abaikan aku mas
aisha: aku tak kan menuntutmu apa2, sungguh!'
aisha: aku hanya ingin kamu ada...membalas sapaanku...
kemal: yah ..
aisha: tolong..i beg u
kemal: aku tak akan mengabaikan channel persahabatan
aisha: hmm
aisha: tak bisakah kita seperti dulu lagi...
aisha: tak bisakah mas?
kemal: hmm...
kemal: maafkan aku,.. aisha
aisha: hm.
kemal: maaf..
kemal: aku rasa.. aku butuh off dulu
kemal: maafkan aku
aisha: ingin aku tersenyum mendengar kata2mu..
aisha: susah ya..utk ikhlas itu
aisha: kenapa aku benar2 bisa jatuh cinta padamu...
kemal: me too
aisha: sudahlah
aisha: sekarang susah bagiku utk mempercayai kata2 kalau kamu mencintaiku
aisha: orang yg mencintai ga mungkin tega melihat yg dicintai menderita..
kemal: maafkan aku ...
aisha: sudah maafin kamu dan selalu maafin kamu
kemal: :)
kemal: thx...
aisha: jangan hubungi aku lagi ya...
kemal: kurasa aku harus off dulu skrng ..
kemal: smg jalur sahabat masih terbuka
aisha: entahlah
aisha: oke...thx utk penjelasanmu
kemal: thx atas semuanya ..

********


Kamu ingat Kemal? kita sering saling bertanya...apa sebenarnya rencana Tuhan mempertemukan kita...aku yang terlebih dulu tahu jawabnya, aku bilang...
"Kemal, sebelum bertemu denganmu...kepercayaanku terhadap pria itu sudah hilang, ga ada...aku anggap pria itu brengsek, kejam...tetapi setelah aku mengenalmu, rasanya anggapanku selama ini salah tentang pria...ada juga pria yang baik, sepertimu...kehadiranmu, membuat mindsetku tentang pria berubah Kemal...mungkin inilah rencana Tuhan menghadirkanmu untukku."

Dan aku ingat, kamu tertawa mendengarnya...kamu mensyukuri rencana Tuhan mengapa kamu ada untukku...dan kemudian aku bertanya kepadamu...
"Terus, apa maksud Tuhan mendatangkan aku dalam kehidupanmu Kemal?"
Kau terdiam seolah berfikir, kemudian kamu tertawa perlahan, kamu bilang...
"Aku belum tau..."
Kufikir, saat itu kamu belum tahu jawabannya, karena hidupmu yang sudah sempurna dan memiliki segalanya...yah aku pun saat itu tak tahu jawabannya Kemal...

Namun malam ini, ku menjadi tahu...
Mengapa Tuhan menemukan aku, memasukkan aku sesaat untuk mempermanis kehidupanmu...

"Karena Tuhan ingin kau menemukan cinta yang sebenarnya memang hanya kamu berikan kepada istrimu...kepada calon buah hati kalian setelah sekian lamanya menunggu...Tuhan ingin memperbaiki kehidupan pernikahan kalian...entah apa yang terjadi, keputusanmu bisa begitu cepat...aku memang tak pernah berharap dan menuntut banyak hal kepadamu, namun kamu tetap kembali pulang kan?...dan meninggalkanku menikmati lara hati ini sendirian di lorong sepi...
Tuhan pasti tahu apa yang terbaik untukmu Kemal, keluargamu lebih berharga dari pada aku...aku yang belum pernah merasakan aku ini layak dipertahankan oleh pria baik sepertimu...
Kemal, mungkin aku tak berharga...namun aku bahagia ( walau harus mengorbankan hatiku yang telah terenggut olehmu ), aku bisa berarti untuk kehidupan pernikahan kalian...dan aku bisa, membuatmu kembali mencintai istrimu..."

Selamat tinggal Kemal...

Baru kali ini aku mencintai pria, seperti aku mencintaimu, mengorbankan kebahagiaanku, untuk melihatmu bahagia...


-Aisha yang memeluk lara-

Saturday 4 October 2008

Kidung Cinta

Kemal, aku menulis kidung cinta ini untukmu…
Dengarkah kau pada sebuah simfoni nya…
Lirih memang Kemal…
Sayangku, kamu masih sayangku…
Apa kabarmu pagi ini…
Adakah mentari tadi merangkul untuk memberimu kehangatan?
Adakah udara pagi yang samar sejuk membasuh mukamu…
Adakah wangi embun yang menitik di sela rerumputan membasahi kakimu...dan meninggalkan aromanya disana
Adakah secangkir kopi kosong dimana bibirmu masih membekas basah di sana, tertinggal di meja,
Kemal, aku menulis kidung cinta ini, seakan aku berada di sana…bersamamu menghabiskan hari,
Mengikutimu seperti halimun yang penasaran…halimun yang kesepian…
Kemal, apakah aku hanya tampak indah di matamu…
Sedangkan aku tak terlihat di mata orang lain…
Ataukah aku yang berhenti terpesona terhadap orang lain,…
Kemal, mungkin sekarang aku telah buta…mungkin perasaanku telah tuli, bahkan hatiku telah bisu…
Aku tak dapat merasainya Kemal…
Hanya denganmu saja…terukir dalam apa itu Cinta…
Kemal, aku sakit…merana…di suatu ruang sepi
Namun aku akan selalu menulis kidung cinta ini hanya untuk melafalkan sebuah asa,

Kemal, aku merindukanmu…membelai hangat pipimu, menyentuh lembut ujung bibirmu, membisikkan kata cinta yang lembut di telingamu…Kemal…


-Aisha-

Friday 3 October 2008

Friday, October the third

Diam-diam aku menulis lagi...
Menorehkan sebuah asa untuk kau dapat membacanya...
Malam ini aku telah menangis untukmu...
Untuk mu dan untuk sebuah kenangan,yang bahkan tak pernah bisa sekali pun kukecap kebahagiaannya...
Aku tak pernah bisa tahu apa yang kau rasa sekarang...
Tak pernah bisa ku ukur dari sisi hati mana engkau sudah merasakan bahagia selepas ku pergi...
Hatiku hampa Kemal...
Sumpah, aku merindukanmu...ah air mata ini menitik lagi...membasahi sudut keyboard laptopku...
Chat denganmu barusan...ternyata hanya menambah kesedihanku...
Mendapatimu bersikap beda...memang kenyataan yang harus aku terima...
Aku tahu, kamu berusaha memperbaiki diri...
Aku hanya bisa mengamatimu...jauh, dari sudut pandang sisi hatiku...sumpah mati menahan rasa ingin mendekatimu...ingin menyapamu...
Bahkan sekedar berbagi cerita ringan aku tak mampu lagi...
Setiap ada kesempatan denganmu, semua cerita seakan menguap entah kemana...
Tertutupi oleh rasa kangenku yang sangat membumbung kepadamu...
Aku hanya diam, menahan kelu di hati yang langsung berdebar...dan mentah dengan kehilangan kata per kata,
Hatiku belum berubah Kemal...secuil pun belum...setitik pun tak mampu...
Namun sekarang kau hanyalah bayangan,....yang menjauh bila kudekati...

Apakah kau bahagia Kemal?
Bagilah sedikit untukku...


-Aisha-

Monday 22 September 2008

Sendiri ( lagi )

Berjalan sendiri di sudut sepi...
Di bawah purnama yang berbayang awan hitam...
Malam ini tak tampak aurora borealis yang engkau katakan indah,
Bahkan bintang yang biasanya berkedip dan berpesta di langit pun tak nampak...
Semua ikut muram, semua ikut merasakan duka...
Kutatap langit...gugugan bintang...kucari purnama yang membeku diam,
Dan kuberi senyuman...
"Sudahlah, aku tak ingin lagi mengacaunya...aku yakin dia bisa bahagia, walau tanpa aku..."
Bintang masih terdiam lesu, purnama pun masih membeku...
Semua hampa dan kosong, udara tiba-tiba begitu dingin menyergap...
"Dia tak pernah memberikan torehan luka baru untukku...aku tak pernah menganggapnya begitu..."
Aku berhenti berjalan...menekuk lututku dan berjongkok dalam sepinya jalan dan malam,
Desis angin membiusku...
"Tapi kau mencintainya......kau mencintainya....."

"Cinta bisa dinikmati tanpa harus memiliki...." aku pun kembali menatap langit, memberikan senyuman ku yang termanis

"Dia mendo'akanku semalam...dan itu sudah lebih membuatku bahagia..."

Angin berdesis nyinyir...

dan masih akan kusambung lagi ceritaku....

-Aisha-

Sunday 21 September 2008

Bidadari Yang Membuat Betari Ratih Cemburu

Malam itu aku dan diriku tengah duduk-duduk menikmati indahnya malam. Hembusan angin berbisik peri malam menemani bincang-bincang hati kami. Dan pelangi malam yang muncul setelah embun malam turun, mengitari pesona emas sang rembulan.

"Wahai aku, ada apa dengan hatimu ? Kulihat kelambunya tersingkap menebarkan aroma cinta dan kesedihan bersama ?"

"Wahai diriku, kau lebih tahu tentang hatiku dibandingkan aku."

"Apakah tentang bidadari indah yang kau temukan dalam pengelanaanmu ?"

"Ya, bidadari indah yang telah membuat betari Ratih cemburu dan betara Kamajaya hancur luluh.."

"Wanita terindah dengan pesona surgawi itukah ?"

"Ya... bidadari yang begitu bijak dan lembut, dengan ketulusan cinta yang jarang ditemukan diantara sesama anak manusia...
Bidadari yang melayang indah bersama angin berbisik dengan kemilau jiwa yang laksana berlian,
yang tak mudah hanyut oleh hantaman badai kehidupan,
yang mengajari jiwa kerdil pria kecil ini mengenai indahnya bait-bait puisi
dan dahsyatnya lirik-lirik prosa sastrawi..
yang begitu tulus penyayang"

"Dan kau begitu mencintainya ?"

"Dia adalah guru yang mengajarkan sebuah jendela hati baru padaku..
Yang membuatku memahami kecemerlangan Venus
Yang membuaku bersedia memandang mars dari sisi lain..
Sementara aku..
Masih tak mampu bergeser dari titik kebodohan dan kepandiranku...."

"Dan kau begitu mencintainya ?"

"Dia laksana dewi Ratih dengan segenap sayap-sayap putihnya..
Yang membuatku serasa Betara Surya
Yang menyayangi aku layaknya aku seorang Betara Kamajaya
Walaupun aku, hanya secercah nyala lilin ditengah malam
Secercah lilin di dalam gubuk reyot..."

"Dan kau begitu mencintainya ?"

Aku hanya bisa bersimbah airmata mendengar jawaban Diriku. Sayatan sembilu kian menganga menoreh pada hatiku, menebarkan harumnya cinta dan aroma duka.

Bahkan sayatan itu, telah membelah sirkuit logika di otak dan jiwaku.

"Diriku, kau tahu apa arti pertemuan kami ?"

Diriku hanya menggeleng.

"Wahai Aku, tak ada sesuatu yang kebetulan dalam perhitunganNya yang Maha Teliti..."

Aku kembali jatuh tersungkur.

"Wahai diriku, kau tahu mengapa kelambu hatiku tersingkap dan menebarkan aura cinta sekaligus kesedihan ?"

Diriku tersenyum.

"Lukamu adalah lukaku, wahai Aku... Tentu Diriku sangat tahu sekali."

"Ya Diriku,
Aku hampir saja menabrak batas tipis dimensi bumi dan nirwana.."

"Jadi ?"

"Aku tak sanggup untuk menjadi Jaka Tarub
yang mengorbankan seorang bidadari langit sehingga menjadi istrinya.

Aku tak sanggup menjadi langit
yang mampu menampung sang surya, rembulan, angin dan pelangi dalam lindungannya.

Aku tak mampu menjadi sang surya
yang sanggup menerangi seantero semesta.

Aku tak kuasa menjadi rembulan
yang menerangi pojok-pojok malam.

Aku hanya pria kecil selayak nyala lilin,
yang berharap sanggup bersanding dengan bidadari yang lebih anggun dari Betari Ratih..

Namun aku tiada bersayap..."

Aku kembali menangis.

"Apapun langkah yang kupilih,
aku tak bisa lari dari kenyataan bahwa akan ada luka yang kutoreh
baik di bumi
maupun di langit nirwana.."

Aku kembali jatuh terpuruk dalam tangisan lara.

"Kau tahu Diriku,
betapa frustasinya aku saat tahu,
bahwa Aku akan menorehkan luka baru
Diatas lukanya yang ingin kututup ?"

Diriku mengangguk pelan. Linangan airmatanya bersatu dengan Aku.

"Wahai Diriku, kau tahu bukan,
menabrak batas dimensi bumi dan nirwana akan membuatku laksana Durjana yang dibencinya ?"

Diriku mengangguk pelan. Kebisuannya membuat Aku kembali menelan lara.

"Wahai Diriku, hanya satu hal yang boleh kulakukan sekarang,
menjaga sang bumi dan merawat mahameru di bumi
agar kelak para dewa dan dewi bisa bersanding
baik dilangit dan dibumi..."

"Ya, Aku.
Dan akan kubingkai indah sang bidadari yang membuat betari Ratih menjadi cemburu itu
dalam pantai hati yang takkan pernah tercemar dan pudar.
Karena dialah,
bidadari yang telah melalui Via Lactea dengan begitu anggunnya,
Aurora Borealis yang berpendar indah laksana sinaran arena lazuardi,
kepingan permata dari keanggunan Balqish pada Sulaiman,
serpihan permata dari keabadian cinta Zulaikha pada Yusuf,
penggalan cahaya dari ketulusan cinta Ingrid pada Soekarno,

Dan... wanita dalam doaku pada NYA
doa akan seribu kebahagiaan baginya..
doa yang setiap hari kupanjatkan pada NYA

agar nanti, suatu saat kelak,
bidadari yang lebih indah dari Betari Ratih itu
akan bertemu dengan pria yang lebih indah
dari pada Betara Kamajaya..
Dan mereka berdua dilimpahi semua yang aku tak mampu memberinya"

au revoir, mon amour
- Kemal -

Tentang Dia

Dia hampir menjadi kenangan,
Hanya butuh sebuah pengakuan, dan dia adalah kenangan...
Manis, sangat manis,
Karena dia pria yang sangat sempurna,
Setidaknya di mataku...di hatiku...dan darahku...
Pria manis yang sangat kuinginkan...pernah, dan ternyata akan selalu kuinginkan,
Namun hanya bisa kuwujudkan dalam mimpi, dalam tulisan, dalam imajinasi...
Dia adalah impianku...yang sudah terwujud hanya dalam dunia maya,
Dunia yang semu penuh mimpi kata para awam, namun sudah berhak dikatakan menjadi dunia nyata menurutku...hanya menurutku...
Dia adalah cita-citaku, dimana akhirnya aku yakin pada kebenaranNya, Tuhan selalu menciptakan karya ciptaNya dengan jeli...dengan cerdas...dan hati-hati,
Dalam mata nya, kutemukan bayanganku, yang tak mungkin juga tergapai olehnya...
Dalam karya nya, kulihat manifestasiku, yang mungkin...tak dapat diraihnya...
Dalam hatinya...selalu kulihat ada cintaku untuknya...
Dia sempurna...setidaknya, dia mahluk yang sangat elok di hatiku,
Aku tahu, bagaimana pun, saat ini akan tiba,...
Dimana aku tak mampu lagi berpijak dengan kedua kakiku untuknya...
Dimana hatiku tak mampu lagi bersikap irasional dengan mengharapkannya...
Dimana harusnya aku tak perlu merasai perasaan ini...
Mengharapkan dia ada untuk sekedar memelukku, adalah mimpi kosong di hari buta...
Saat ini, yang bisa kuharapkan adalah dia selalu memeluk kenangan tentang ku, bait-bait putus asa tentang cinta yang pernah kami kumandangkan berdua, rekaman tawaku, celotehku, isakku...semuanya... semoga terpigura indah di hatinya...
Saat ini, aku hanya ingin memejamkan mataku, untuk mengenangnya, pria sempurna yang ingin kumiliki...ah...

-Aisha-

Saturday 20 September 2008

Terlalu awal untuk bahagia...

A : Ke…
K : Ya Sayang…
A : Bagaimana kalau engkau tiba-tiba menghilang dari kehidupanku?
K : …
A : Ke?
K : Yap…Jangan bicarakan itu saat ini Ai…
A : Karena saat itu akan tiba juga…
K : Hm..mm, kok bisa?
A : You will have a baby Ke… tapi jangan khawatir, walau aku akan sedih engkau menghilang…namun, aku akan lebih bahagia melihatmu tersenyum dalam damai…menggendongnya dalam pelukanmu…nice…
K : Thanks…tapi kok bicarain hal ini…
A : … dan bagaimana kalau aku yang menghilang Ke?
K : *tertawa tawar dan kering* punya fikiran seperti itu Ai?
A : Aku merasa kita bukan pasangan Ke…seperti menyiksa diri…apakah kau bisa menikmati hubungan ini, mencintai, bahkan sangat mencintai…menginginkan…namun tak bisa memiliki?
K : Aku kira sudah sejauh ini, aku bisa menikmatinya Ai…
A : Apakah itu adalah cinta Ke? Cinta yang harusnya saling take and give…
K : *tertawa tawar* aku hanya ingin mendengar suaramu Ai…bergelung dengan nikmat dalam candamu…renyah tawamu
A : …
K : Oke, oke…aku dengarkan…Luapkanlah perasaanmu sayang…
A : Aku mencintaimu Ke…sangat, engkau adalah satu-satunya pria yang aku inginkan…
K : Thanks Ai…
A : Aku jatuh cinta sekaligus patah hati, dan rasa itu harus aku telan sekaligus, setiap hari…masygul…
K : …
A : Semakin aku merasa sepi…sakit, argh,..hal yang sebetulnya aku sudah tau akan terjadi dan aku tak boleh berlebihan kepadamu,…namun perasaanku menjadi sedemikian dalam Ke…aku wanita biasa…lemah, tak berdaya…
K : Aku tak ingin kau begitu Ai…
A : Aku akan mencoba untuk terus bersinar dalam bias warna pelangi yang indah Ke…setidaknya di pandanganmu saja,…setelah hujan, dia akan muncul di sudut hati, begitu seterusnya…sepertinya itu adalah jalan Tuhan untuk lebih dewasa…tersenyum di kala duka, bersyukur di kala musibah.
K : Hmm..ya…
A : Mungkin aku tak bijaksana, membawa obrolan seperti ini denganmu, di waktu-waktu sempit kita…yang cukup berharga, maafkan aku…
K : …
A :Hanya ingin kau lebih bisa merasakan, apa yang aku rasa… aku tak terprogram untuk selalu merasa bahagia...

-Aisha-